
Memasuki hari ketiga pencarian, Tim SAR Gabungan mengidentifikasi sebuah objek di dasar laut yang diduga kuat merupakan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali.
Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, mengungkapkan bahwa objek mencurigakan itu ditemukan sekitar 1 hingga 1,2 mil laut dari titik kapal dilaporkan tenggelam atau di kedalaman 40 sampai 60 meter.
“Bentuk dan ukurannya sangat mirip dengan spesifikasi KMP Tunu Pratama Jaya. Tapi untuk memastikan, kami masih butuh verifikasi lanjutan,” kata Ribut Eko Suyatno dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (5/7).

Ia mengatakan verifikasi itu akan dilakukan menggunakan peralatan canggih milik TNI AL yang ada di KRI Pulau Fanildo. Kapal tersebut tengah menuju lokasi dan diperkirakan tiba malam ini.
“Kami akan gunakan ROV (Remotely Operated Vehicle), side scan sonar, serta multi beam echo sounder untuk memastikan identitas benda tersebut,” tambahnya.
Sebanyak 16 penyelam yang sudah menjalani pemeriksaan medis disiapkan guna mengevakuasi atau mengidentifikasi objek lebih dekat.
Sementara itu, Panglima Komando Armada II, Laksamana Muda TNI I Gung Putu Alit Jaya, menambahkan bahwa KRI Pulau Fanildo juga dibekali dengan magnetometer untuk mendeteksi keberadaan logam besar di bawah permukaan laut.

“Semoga kondisi cuaca dan arus laut mendukung, supaya proses identifikasi bisa segera dilakukan,” kata Alit.
Hingga hari ketiga, pencarian di permukaan laut belum membuahkan hasil berarti. Tim SAR hanya menemukan beberapa potong pakaian dan pelampung, yang diduga merupakan milik penumpang kapal nahas tersebut.
Sementara data korban KMP Tunu pada Sabtu (5/7) adalah 30 korban selamat, 6 korban tewas, dan 29 korban masih belum ditemukan.
Pencarian terus dilakukan dengan penyisiran laut menggunakan kapal dan penyelaman, serta patroli udara. Tim SAR berharap cuaca tetap mendukung untuk mempercepat pencarian para korban yang masih hilang.